enjoy here

enjoy here

Sabtu, 04 November 2017

ANALISIS STRUKTUR SOSIAL, ARAS SOSIAL DAN PENDEKATAN OBYEKTIF SUBYEKTIF PADA BACAAN "Genosida Rohingya di Negeri Suu Kyi"

MK. SOSIOLOGI UMUM                                         Rabu / 13 September 2017
Praktikum 1                                                                 RK Teaching Lab 2.4

Genosida Rohingya di Negeri Suu Kyi

Oleh: Anggi Kusumadewi (Kumparan)

Siti Nadia Nurul Azizah / G24170083

Asisten Praktikum:

Rachmi Wildan AMP / I34150074

Nubzatsania / I34150082

1.       Gambarkan realitas struktur  sosial yang ada dalam bacaan, kaitkan dengan status dan peranannya!

Jawab :

Realita struktur sosial yang terdapat dalam bacaan Genosida Rohingya di Negeri Suu Kyi adalah Rohingya sebagai suatu kelompok etnis minoritas ras Indo-Arya penganut agama Islam dari negara bagian Rakhine ( Arakan ) di Myanmar. Berjumlah sekitar sejuta orang. Status sosial kaum Rohingya adalah warga negara Myanmar yang sekarang ini kerap dianggap illegal bahkan sampai tidak diakui oleh Myanmar sendiri. Peranan warga negara seharusnya ikut andil dalam segala aspek kegiatan kewarganegaraan, mendapat hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara bukan malah dibantai seperti yang dilakukan kaum elite Burma Myanmar kepada kaum Rohingya. Status kaum elite Burma Myanmar kebanyakan para petinggi negara yang mempunyai kekuasaan dan kewenangan terhadap seluruh warga negara Myanmar, sehingga mereka mempunyi kendali atau control terhadap semua etnis yang tinggal di Myanmar


2.       Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan tindakan  social ? Kemudian gambarkan tindakan  sosial yang ada dalam bacaan berdasarkan motifnya, menurut tipe ideal Weber (tidak harus semuanya, sesuaikan dengan bacaan!)

Jawab :

Menurut saya, tindakan sosial adalah suatu cara perwujudan individu maupun kelompok  sosial untuk mencapai sesuatu yang diinginkan agar terjadi dan terdapat hubungan saling ketergantungan didalamnya. Tindakan sosial yang dilakukan oleh para kaum elite Burma Myanmar kepada kaum minoritas Rohingya, merujuk pada empat tipe idealnya Weber, terdapat :

Í Tipe tindakan rasional instrumental yang bermotif efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan.
Dalam hal mencapai tujuan seperti apa kaum elite Burma melakukan kejahatan  sosial kepada kaum Rohingya ? Kaum elite Burma yang menganut agama Buddha memiliki tujuan untuk memusnahkan kaum Rohingya ( penganut agama islam ). Jika menilik bacaan, tidak dituliskan secara jelas mengapa kaum elite Burma menindas bahkan membantai kaum Rohingya, tetapi menurut sumber lain yang saya baca, terdapat beberapa alasan diantaranya  dendam tersendiri seorang biksu terhadap islam dan ada juga yang mengatakan bahwa ada masalah krisis ekonomi dan politik juga didalamnya.

Í Tindakan afektif  

Kaum mayoritas elite Burma terhadap kaum minoritas Rohingya. Terlihat dari cara mereka membantai kaum Rohingya, mereka membunuh dengan membabi buta, tanpa pandang bulu mereka menupas orang dewasa, lansia, wanita dan anak anak bahkan bayi. Mereka seakan akan melampiaskan emosi mereka kepada kaum Rohingya tersebut.



3.       Deskripisan fakta-fakta didalam bacaan yang terkait dengan konsep integrase fungsional!

Jawab:

Ketika ribuan orang Rohingya mencoba mengungsi ke Bangladesh karena terancam dibantai dalam operasi militer Myanmar, orang-orang itu justru diperintahkan penjaga perbatasan untuk kembali ke zona merah mereka--justru pada menit mereka tiba di perbatasan harapan.

Terlihat dari fakta yang diambil dari bacaan tersebut diatas bahwa terdapat kesaling-tergantungan dari orang Rohingya yang ingin menyelamatkan diri mereka, membutuhkan tempat bersinggah untuk mereka menjalani hidup,  membutuhkan negara yang menerima mereka tanpa ada kekerasan, tanpa harus ada pertumpahan darah, tanpa ada ketegangan ketegangan  sosial. Mereka susah payah mencari makan dan minum, mendaki gunung, melewati lembah, menyusuri hutan – hutan demi untuk mencari tempat yang aman menghindari maut yang menanti mereka,namun  negara lain tidak bisa berbuat banyak atau lebih tepatnya tidak ingin membantu orang Rohingya padahal mungkin diantara warga negara Bangladesh ingin membantu saudara saudara muslimnya namun Karena takut terjadi pembantaian yang lebih dahsyat mereka jadi mengurungkan niatnya. Sehingga mereka selalu menyuruh kaum Rohingya itu kembali lagi

4.       Berikan dan jelaskan contoh fakta  sosial dalam bacaan yang termasuk dalam, aras – aras berikut

Jawab :

Í Aras Masyarakat : Di Negara Myanmar terdapat kaum elite Burma, penduduk mayoritas Myanmar yang menganut agama Buddha. Tokoh biksu nasionalis bernama Wirathu mengungkapkan pengakuannya tekait konflik agama di Myanmar.
Pengusung gerakan 969 ini takut Myanmar akan seperti Indonesia setelah Islam masuk ke nusantara abad ke-13. Pada akhir abad ke-16, Islam dapat menggantikan Hindu dan Buddha sebagai agama yang dominan.
Wirathu mengucapkan bahwa dengan uang, Islam lebih kaya dan menikahi perempuan Buddha Burma dan kemudian mesuk Islam dan menyebarkan agama. Perilaku umat Islam itu membuat pengikut kuil Buddha menjadi lebih sedikit. Bagi Wirathu, Islam adalah seperti musuh berpangkalan untuk umat Buddha.
Ketika itu ada laporan dari Departemen Luar Negeri AS tentang peningkatan kekerasan anti-Muslim di Myanmar. Sentimen anti-Muslim disulut pada Maret 2001. Upaya provokasi Wirathu tetap berlangsung hingga dia ditahan pada 2003 dan divonis 25 tahun penjara.
Dia diputus bersalah Karena menyebarkan pamphlet anti-Muslim yang menghasut kerusuhan komunal di tempat kelahirannya di Kyaukse, sebuah kota dekat Meikhtila. 10 Muslim tewas di Kyaukse Karena pergerakan Buddha.
Rohingya sebagai suatu kelompok etnis minoritas ras Indo-Arya penganut agama Islam dari negara bagian Rakhine ( Arakan ) di Myanmar. Rohingya, sasaran kaum elite Burma Myanmar yang selalu diintimidasi, ditindas bahkan dibantai.

Í Aras Mikro : Hubungan antara kaum elite Burma dengan kaum Rohingya sangatlah buruk. Ketika kaum Rohingya bertemu dengan para tentara kaum elite Burma Myanmar tak pandang bulu mau itu angkatan bersenjata ataupun warga sipil mereka menembakinya, mereka menembak setiap orang yang bergerak, mereka membakar rumah-rumah orang Rohingya.
Ketika mereka hanya berbekal beras ketan dan beberapa botol kosong untuk menampung air, berjalan sejauh 20 kilometer bertelanjang kaki, menerabas pegunungan, menyusuri dan menyeberangi sungai--dengan asa menuju keselamatan.
Begitu sampai ke gerbang keselamatan, mereka tak diizinkan masuk. Akses kaum Rohingya sangat terbatas. Mereka sangat menderita. Desa – desa mereka di bakar, wanita, anak kecil bahkan bayi dibantai tanpa rasa belas kasihan.

Í Aras Masalah Sosial : Masalah  sosial terjadi adalah genosida, yaitu pembantaian massal kaum minoritas Rohingya oleh kaum elite Burma Myanmar. Juru bicara ERC Anita Schug kepada kantor berita Turki mengatakan ada sekitar 2000 sampai 3000 orang Muslim Rohingya yang mati dibantai.
Jumlah yang aslinya belum pasti namun sepertinya jumlah asli kaum Rohingya yang mati lebih dari yang dipublikasikan ke media massa. Diantara yang mati terdapat orang dewasa, wanita, anak – anak tak terkecuali bayi. Desa-desa dibakar, tidak ada lagi tempat persinggahan untuk mereka. Tidak ada perbekalan. Mereka ditolak ketika mendatangi gerbang kawasan damai, mereka dibuang di negara mereka sendiri dan tidak diterima oleh negara orang.

5.       Jelaskan apa yang dimaksud dengan kutub objektif dan subjektif, berikan contoh berdasarkan fakta bacaan.

Jawab :
Ø  Kutub Objektif adalah kumpulan tindakan  sosial yang mendefinisikan tindakan  sosial sebagai kumpulan tindakan  sosial individual yang dapat diukur secara empiris dan secara positif dinyatakan sebagai suatu angka (rate)  sosial.
Contoh: Pada Minggu (27/8) terdapat 1.000 orang Rohingya dibunuh di Desa Saugpara, Distrik Rathedaung. Itu baru di satu desa. Bagaimana dengan jumlah korban di desa-desa lainnya?
Ø  Kutub Subjektif adalah kumpulan tindakan  sosial yang mendefinisikan tindakan  sosial sebagai kumpulan tindakan  sosial individual yang tidak dapat diukur secara empiris, dan dinyatakan sebagai suatu tindakan

Contoh: Pria itu berkata, “Mereka membakar semua rumah di perkampungan Rohingya. Masih banyak warga yang terjebak di kampung-kampung. Kami akan pergi ke sana untuk menyelamatkan mereka. Biarlah andai kami mati nanti.” Perkampungan yang ia maksud berada di Desa Thar Ya Ko Tan, bagian selatan kota Maungdaw di Rakhine yang berada di barat Myanmar.
                                            Genosida Rohingya di Negeri Suu Kyi

Tak banyak yang peduli pada kisah orang-orang Rohingya. Ya, mungkin sebagian dari kita kerap mendengar cerita penindasan terhadap mereka. Tapi, sayangnya, terlalu banyak tragedi di dunia, tak terhitung bahkan, hingga telinga jadi pekak dan hati mati rasa.

Jika begitu banyak kekejaman di dunia, lantas apa yang istimewa dengan Rohingya? Kenapa Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2013 melabeli Rohingya sebagai etnis paling teraniaya di dunia?
 
Bayangkan anda satu dari ribuan orang Rohingya yang dikejar tentara, hendak dibunuh--tak peduli lelaki atau perempuan, tua atau muda. Anda dan keluarga anda, hanya berbekal beras ketan dan beberapa botol kosong untuk menampung air, berjalan sejauh 20 kilometer bertelanjang kaki, menerabas pegunungan, menyusuri dan menyeberangi sungai--dengan asa menuju keselamatan. Begitu sampai ke gerbang keselamatan, anda tak diizinkan masuk. Gerbang tak terbuka, dan penjaganya mengusir anda kembali--menuju celaka, tempat di mana tentara bersenjata menunggu anda dan rombongan anda untuk dibantai tanpa ampun.

Dan itu bukan sekadar kisah fiksi, tapi kenyataan pahit yang dialami orang-orang Rohingya--kelompok etnis minoritas Indo-Arya penganut Islam dari negara bagian Rakhine (Arakan) di Myanmar, negeri yang dipimpin pemenang Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi. Ironis. Ketika ribuan orang Rohingya mencoba mengungsi ke Bangladesh karena terancam dibantai dalam operasi militer Myanmar, orang-orang itu justru diperintahkan penjaga perbatasan untuk kembali ke zona merah mereka--justru pada menit mereka tiba di perbatasan harapan.


Tinggal selangkah menuju selamat, dan diempaskan kembali menuju cengkeraman maut. Betapa kadang hidup begitu absurd dan nyawa ribuan orang tak ada artinya.

Pemerintah Bangladesh beralasan, mereka tak bisa lagi menampung Rohingya karena sudah menerima 400.000 orang Rohingya sejak awal konflik bermula pada 1990-an.

Yang lebih tragis, Rohingya sesungguhnya adalah keturunan Bangladesh. Meski telah tinggal menetap hingga beberapa generasi di Myanmar, mereka tidak diakui Myanmar sebagai warga negara. Demikian pula Bangladesh tidak mau mengakui mereka sebagai warga. Itulah sebabnya julukan “etnis paling tertindas di dunia” disematkan PBB pada Rohingya. Mereka tak punya negara, tak diterima sebagai bagian dari masyarakat di tempat mereka bertumbuh.

Berapa orang Rohingya yang kini diburu tentara Myanmar? Angkanya belum jelas benar karena kondisi mereka yang lari terpencar--dan akses masuk bagi jurnalis ditutup, namun diperkirakan sedikitnya 5.000 orang, dan total bisa mencapai puluhan ribu.

Aktivis Rohingya di Eropa, Ro Nay San Lwin, mengatakan jumlah itu berkisar antara 5.000 hingga 10.000 orang. Dari jumlah itu, sekitar 5.000 orang berjalan kaki ke Bangladesh. Mereka, dilansir Reuters, mencoba menyelinap masuk perbatasan pada malam hari. Jumlah Rohingya yang berlari menghindari maut bahkan bisa lebih banyak lagi, sebab banyak di antara mereka yang bersembunyi dan terjebak di gunung-gunung, hutan, dan perbatasan. Menghitung orang yang berupaya keras tak terlihat bukan perkara mudah.

“Situasi di lapangan sangat mengerikan. Desa-desa Rohingya dibakar, ribuan orang terjebak di belantara. Mustahil mengetahui angka pastinya, tapi bisa mencapai 80.000 orang,” kata Kyaw Win, Direktur Burma Human Rights Network, saat berbalas pesan dengan kumparan, Selasa (29/8). Ia mengatakan, eskalasi ketegangan dimulai bulan Juli dan mencapai puncaknya Agustus ini ketika pembantaian dan penangkapan orang-orang Rohingya dilakukan, menyusul pembakaran desa-desa mereka. “Hampir semua desa Rohingya dibakar. Orang-orang Rohingya menghadapi genosida. Mereka mencoba mencari pertolongan,” ujar Kyaw Win. Kyaw Win telah tiga hari penuh menerima panggilan darurat terkait Rohingya. “Ini semua sungguh membuat depresi. Kemanusiaan hilang ditelan persoalan politik,” imbuhnya. “Tolong jangan biarkan genosida di Kamboja terulang di Myanmar,” kata Kyaw Win, berulang kali memohon agar aktivis dan jurnalis bersedia bersuara demi nyawa warga Rohingya yang entah bisa bertahan berapa lama dalam perburuan.

Pria itu berkata, “Mereka membakar semua rumah di perkampungan Rohingya. Masih banyak warga yang terjebak di kampung-kampung. Kami akan pergi ke sana untuk menyelamatkan mereka. Biarlah andai kami mati nanti.” Perkampungan yang ia maksud berada di Desa Thar Ya Ko Tan, bagian selatan kota Maungdaw di Rakhine yang berada di barat Myanmar. Thar Ya Ko Tan bukan satu-satunya desa yang dibumihanguskan. Sejak pemerintah Myanmar menggelar operasi perburuan militan Rohingya untuk menumpas kelompok pemberontak ARSA (Arakan Rohingya Salvation Army/Tentara Pembebasan Rohingya Arakan) pada Jumat pekan lalu, 25 Agustus, sudah lebih dari lima desa Rohingya dibakar. Operasi itu merupakan reaksi keras pemerintah Myanmar atas penyerangan ARSA terhadap pos-pos militer pada Jumat itu. Jumat kemarin, ARSA menyerang 30 pos polisi dan sebuah pangkalan militer di Rakhine.

Kemarahan ARSA pada pemerintah Myanmar makin menjadi sejak permukiman Rohingya diblokade macam perlakuan Israel terhadap Gaza. Rohingya dilarang keluar sehingga mereka tak bisa bekerja, tak bisa pergi ke masjid yang berada di luar area blokade, bahkan kesulitan hanya untuk ke pasar membeli makanan dan minuman.

Dalam upaya perburuan tentara terhadap Rohingya pasca-serangan ARSA Jumat lalu itu, sedikitnya 109 telah tewas. “Mereka datang tengah malam dan mulai membakar pondok jerami kami. Kami lari ke bukit menyelamatkan diri. Mereka menembaki kami,” kata seorang Rohingya muda, Amena Khatun, kepada CNN. Menurut perempuan 31 tahun itu, tentara Myanmar mengamuk karena menemukan mayat tiga orang Buddha di dekat desa Rohingya.

Dalam sebuah video yang dirilis Senin, 28 Agustus, pemimpin ARSA Ata Ullah memperingatkan pemerintah Myanmar untuk tak menindas Rohingya. ARSA--yang disebut Myanmar sebagai organisasi teroris--bersumpah membela Rohingya dari kekejaman tentara Myanmar. Seberapa banyak orang Rohingya yang telah menjadi korban, dan sekejam apa tentara Myanmar terhadap mereka? European Rohingya Council (ERC) menyatakan, korban tewas mencapai ribuan orang, jauh lebih banyak dari angka 90 sampai 100-an orang yang disebut pemerintah Suu Kyi.

Juru Bicara ERC Anita Schug kepada kantor berita Turki, Anadolu Agency, mengatakan bahwa dalam waktu tiga hari saja sejak operasi perburuan dimulai tentara Myanmar pada Jumat lalu, Muslim Rohingya yang terbunuh di Rakhine mencapai 2.000-3.000 orang.

Dengan dalih mencari kelompok militan ARSA, tentara membantai Rohingya tanpa ampun, tak pilih-pilih apakah korban lelaki, perempuan, anak-anak, orang tua, bahkan bayi. “Perempuan dan anak-anak ada di antara mereka yang tewas. Tak terkecuali bayi. Di desa saya, tentara dan polisi perbatasan setidaknya membunuh 11 orang. Ketika tiba di desa, mereka menembaki semua yang bergerak, sedangkan beberapa lainnya membakar desa,” kata Aziz Khan, warga Rohingya di Maungdaw, kepada Al Jazeera.

Warga Rohingya yang kini hidup dalam perburuan setelah desa-desa mereka dibakar, menggelandang dan tidur tanpa atap di hutan dan gunung, di manapun belukar bisa menyembunyikan mereka.“Ini adalah genosida yang dilakukan perlahan,” kata Schug. sungguh cemas, sebab pada Minggu (27/8) mendengar 1.000 orang Rohingya dibunuh di Desa Saugpara, Distrik Rathedaung. Itu baru di satu desa. Bagaimana dengan jumlah korban di desa-desa lainnya? Siapa bisa memastikan ada berapa ratus atau berapa ribu nyawa melayang sementara akses ke sana ditutup rezim Suu Kyi? Associated Press melansir, Suu Kyi menyatakan angka kematian akibat kekerasan di Rakhine “hanya” 96 orang, dengan kebanyakan korban ialah militan Rohingya. Ini, tentu saja, angka versi pemerintah Myanmar.

Apakah hari-hari terburuk Rohingya telah berlalu? Apakah pembakaran di desa-desa telah berakhir karena penghuninya sudah berserakan ke segala penjuru? Tidak, ini sama sekali belum berakhir. Mimpi buruk Rohingya akan panjang, dan bisa jadi maut yang akhirnya memutus mimpi itu. Sampai saat ini, tentara Myanmar mengepung wilayah-wilayah yang dihuni Rohingya seperti Maungdaw, Buthidaung, dan Rathedaung. Sebanyak 800.000 orang di daerah-daerah tersebut dikenai jam malam dari pukul 18.00 sore hingga 06.00 pagi.

Ro Nay San Lwin, aktivis Rohingya di Eropa, mengatakan selain rumah-rumah warga, masjid dan madrasah Rohingya pun dibakar habis. “Paman saya lari dari pemerintah dan militer. Tidak ada bantuan dari pemerintah. Rumah mereka dihancurkan dan barang-barang dijarah,” kata San Lwin. Situs berita komunitas Rohingya, Arakan Times, mengatakan tentara Myanmar telah membakar sedikitnya 1.000 rumah. Situasi makin buruk karena gambar-gambar dan video korban pembantaian beredar luas via WhatsApp. “Orang-orang membagikan video pembunuhan.

Anak-anak dan perempuan dibunuh, orang tak berdosa ditembak mati. Anda tak bisa bayangkan betapa ketakutannya kami,” kata Myint Lwin, seorang Rohingya di Buthidaung. “Muslim takut keluar rumah. Kami takut ke rumah sakit, ke pasar, ke mana-mana. Situasi sangat berbahaya bagi kami,” imbuhnya
Apa yang sudah dilakukan pemerintah Myanmar dan Aung San Suu Kyi untuk mengatasi tragedi yang menewaskan makin banyak minoritas Rohingya ini? “Suu Kyi adalah monster. Ia betul-betul ‘menikahi’ militer. Tapi adalah Panglima Militer Myanmar Jenderal Senior Min Ańġ Hlaine yang memberi perintah untuk membunuh Rohingya. Revolusi demokrasi Myanmar gagal total. Kini kami memiliki ‘Neo-Nazisme’,” kata Kyaw Win.
Sanjukta Sahany, relawan Organisasi Migrasi Internasional (International Organization for Migration; IOM) di dekat perbatasan Bangladesh-Myanmar, mengatakan kondisi belasan ribu pengungsi Rohingya yang ia lihat sungguh mengenaskan. Mereka mengalami luka bakar dan luka tembak, dengan tatapan kosong menerawang. Untuk mereka, etnis paling tertindas di dunia, masih adakah masa depan di Bumi ini? Masih adakah hati kita tersisa untuk mereka? (sumber: kumparan)

1 komentar:

  1. Tritanium Carabiners - Home - Titanium Art
    Tritanium carabiners. titanium ranger Home. Tritanium carabiners. titanium plate flat iron Tritanium titanium ingot carabiners. Tritanium carabiners. Tritanium carabiners. Tritanium carabiners. Tritanium titanium knife carabiners. titanium (iv) oxide Tritanium carabiners. Tritanium carabiners.

    BalasHapus

Comment Here :)