enjoy here

enjoy here

Senin, 16 September 2013

Perang Pasifik

Pengertian Perang Pasifik

Perang Pasifik atau Perang Asia Pasifik, atau yang dikenal di Jepang dengan nama Perang Asia Timur Raya (Greater East Asia War (大東亜戦争 Dai Tō-A Sensō)) adalah perang yang terjadi di Samudra Pasifik, pulau-pulaunya, dan di Asia. Konflik ini terjadi antara tahun 1937 dan 1945, namun peristiwa-peristiwa yang lebih penting terjadi setelah 7 Desember 1941, ketika Jepang menyerang Amerika Serikat serta wilayah-wilayah yang dikuasai Britania Raya dan banyak negara lainnya.
Perang ini dimulai lebih awal dari Perang Dunia II yaitu pada tanggal 8 Juli 1937 oleh sebuah insiden yang disebut Insiden Jembatan Marco Polo Peristiwa tersebut menyulut peperangan antara Tiongkok dengan Jepang.Konflik antara Jepang dan Tiongkok dan beberapa dari peristiwa dan serangannya yang penting juga merupakan bagian dari perang tersebut. Perang ini terjadi antara Jepang dan pihak Sekutu (yang termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, Britania Raya, Filipina, Australia, Belanda dan Selandia Baru). Uni Soviet berhasil memukul mundur Jepang pada 1939, dan tetap netral hingga 1945, saat ia memainkan pernanan penting di pihak Sekutu pada masa-masa akhir perang.
Thailand, setelah dijajah pada 1941, dipaksa bergabung dengan pihak Jepang. Jerman Nazi dan Italia juga adalah sekutu Jepang, dan angkatan laut mereka beroperasi di Samudra Pasifik dan Hindia antara tahun 1940 dan 1945.
Antara tahun 1942 dan 1945, terdapat empat wilayah otorita Sekutu yang berperang melawan Jepang: Tiongkok, wilayah Samudra Pasifik, Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat Daya.
Perang Pasifik berakhir pada 15 Agustus 1945 dan perjanjian menyerahnya Jepang ditandatangani oleh wakil dari sekutu yaitu Jendral Douglas McArthur dan Jepang diwakili oleh Mamoru Shigemitsu di atas kapal USS Missouri.


Akibat Perang Pasifik

Proses dan Jalannya Perang Pasifik

Salah satu pencapaian yang sangat menentukan adalah ketika mereka berhasil menguasai Provinsi Manchuria di China pada 1931. 
Penjelajahan mereka untuk mencari minyak dan batubara itu mulai dilihat negara-negara superpower sebagai langkah pertama yang bisa mengubah keseimbangan geopolitik. Para politisi di pusat pemerintahan sebenarnya tak begitu nyaman dengan semangat ofensif yang timbul. 
Namun, kegundahan ini bisa diredam dengan semakin banyaknya petinggi militer yang merembes ke pusat-pusat pemerintahan.
Pada masa itu telah diketahui bahwa peta aset minyak, mineral, dan cumber daya alam penting yang melimpah di sepanjang busur Asia, China, Melayu, hingga Hindia Belanda, praktis hanya berada di tangan Inggris, Belanda, dan Perancis. Ketiganya adalah penjajah tulen. Namun Jepang optimis dapat segera mengambil alih karena toh Jerman yang juga sama-sama kecil dapat melumpuhkan negara-negara itu di palagan Eropa.
Maka, dapat dimengerti jika langkah berikut dari Jepang adalah menjalin kedekatan dengan Jerman. Dua kebijakan luar negeri yang selanjutnya tak bisa dibilang biasa-biasa saja adalah pe­nandatanganan Pakta Anticomintern pada 25 November 1936 dan penggalangan Kekuatan Axis yang disahkan setahun kemudian. Bagi Jepang, langkah ini sangat strategic, karena dengan menggandeng Jerman-Italia, yang kala itu tengah mendominasi daratan Eropa, bisa memudahkan jalan untuk menghadapi Rusia dan China – dua negara besar yang amat berpengaruh di wilayah Asia.
Pada masa itu, menjelang tahun 1940, AS sendiri belum menjadi negara yang sangat menentukan di Asia. Namun karena Jepang mengetahui bahwa AS banyak membantu Inggris-Perancis di palagan Eropa, untuknya tetap dipersiapkan sebuah rencana ofensif khusus: serangan udara ke Pearl Harbor. Dalam buku Edisi Koleksi Angkasa :bertajuk Perang Asia Timur Raya ini, kita untuk bisa mengikuti momen-momen tak terlupakan yang telah dilakukan Jepang di wilayah Asia. Kehebatan militernya mendapat pengakuan dunia terlebih karena anva dalam beberapa bulan mereka dapat mengenyahkan Inggris, Belanda serta Perancis untuk kemudian menguasai wilayahyang biasa mereka sebut Nanjo atauu Samudera Selatan.
Dibanding militer Inggris dan Belanda, kekuatan Jepang sebenarnya tak jauh lebih. Namun, berkat perhitungan yang cermat dan alokasi kekuatan yang tepat, mereka toh dapat mampu mengusir negara­negara itu dari wilayah Asia. Sangat bisa dikatakan bahwa taktik perang yang mereka lakukan tak lain adalah duplikasi B1itzkrieg Jerman.


Akhir Perang Dunia II di Pasifik

 





Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment Here :)